Nggak Nyangka! Ternyata Ini Fakta di Balik Tradisi Perayaan Ulang Tahun dan Tiup Lilin


Memperingati kelahiran atau yang biasa disebut hari ulang tahun rasanya sudah menjadi tradisi hampir di seluruh belahan dunia.

Dalam acara ini, biasanya ada ritual potong kue dan tiup lilin.

Nah, kalian yang sering merayakan tradisi ini, sudah tahu makna dan sejarahnya belum?

Kalau belum, Tribun Travel sudah merangkum fakta tentang hari ulang tahun dan kenapa ada ritual tiup lilin.

Ulang tahun ternyata merupakan budaya yang sudah ada sejak Romawi Kuno.

Tradisi ini dilakukan dengan membuat kue dari tepung yang mengandung kacang-kacangan, ragi, dan dipermanis dengan madu.

Sedangkan tradisi meniup lilin di atas kue ulang tahun diklaim baru muncul pada zaman Yunani Kuno.

Tradisi ini bermula ketika orang-orang membawa kue dan menyalakan lilin di atasnya untuk dipersembahkan kepada Dewi Artemis.

Lilin-lilin itu dinyalakan untuk membuat mereka bersinar seperti bulan yang merupakan simbol dari Dewi Artemis.

Lalu, kenapa lilin harus ditiup sebelum memanjatkan doa atau 'make a wish'?

Konon, asap yang keluar akan membawa doa dan harapan orang yang meniupnya ke langit.

Sampai saat ini, tradisi ulang tahun lengkap dengan ritual tiup lilin masih banyak dilakukan.

Sayangnya, hanya beberapa dari mereka yang tahu makna sebenarnya tradisi ini.

Ada teori lain menjelaskan, di Jerman ritual tiup lilin ulang tahun dimulai tahun 1700-an.

Sebuah lilin ulang tahun tunggal dinyalakan saat perayaan Kinderfest (pesta ulang tahun anak-anak).

Jumlah lilin melambangkan usia, dan lilin yang dinyalakan dianggap sebagai "cahaya kehidupan."

Pada saat itu, ritual meniup lilin pun sudah ada.

Pesta pangeran Ludwig Von Zinzindorf menjadi ulang tahun mewah pertama di Jerman, lengkap dengan kue dan lilin pada tahun 1746.

Mereka meniup lilin terlebih dahulu sebelum memotong kue kemudian menyantapnya.

Maknanya sama, asap lilin akan membawa doa-doa ke surga setelah itu kue yang disantap akan mendapat berkah dari para dewa.

(Sumber:http://travel.tribunnews.com)